"Assalamu'alaikum..... Wilujeng Sumping di Padepokan Sim Kuring : Mari Kita Berbagi Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik"
CHATTING


INFO ADMIN

Mengenai Saya

ASMAUL HUSNA
WAKTU SAAT INI
KALENDER
RENUNGAN
KONSEP PEMBIASAAN
29 September 2009


BAB I
PENDAHULUAN


Definisi kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Difinisi tersebut menuntut siswa untuk selalu berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan yang dia bangun, keterampilan yang dia lakukan secara terus- menerus, serta sikap dan nilai yang dia gali dalam proses belajar.


Oleh karena itu kegiatan berpikir dan bertindak yang dilakukan siswa diharapkan didasari atas pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai yang dia bangun. Kegiatan berpikir dan bertindak ini perlu diwadahi dan dikembangkan agar menjadi kebiasaan yang dilakukan siswa secara otomatis. Kegiatan-kegiatan tersebut bila dikembangkan terus-menerus tentu akan menjadi budaya dan atau kebiasaan dalam bertindak siswa.
Hal yang sangat penting dalam kegiatan pembiasaan adalah adanya pemaknaan atas kebiasaan berpikir dan bertindak tersebut. Jadi kegiatan pembiasaan bukan merupakan paksaan, tapi atas kesadaran akan adanya makna dalam kegiatan yang merupakan refleksi atas pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai yang dibangun oleh siswa sendiri ataupun siswa bersama guru.



Penyadaran atas makna yang mendasari kebiasaan berpikir dan bertindak yang diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari siswa adalah wujud dipahaminya kebermaknaan pembelajaran pada semua mata pelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Jadi, pembiasaan yang dilakukan terus-menerus atas kesadaran akan makna dari kegiatan tersebut tentu akan menjadi budaya positif di sekolah dan selanjutnya menjadi budaya sehari-hari dalam kehidpan siswa.





















BAB II
IMPLEMENTASI KEGIATAN PEMBIASAAN

Kegiatan pembiasan pada dasarnya merupakan implementasi nyata semua mata pelajaran karena pembiasaan merupakan terapan atas pemahahan, keterampilan, serta sikap dan nilai yang dibangun pada semua mata pelajaran. Jadi kegiatan pembiasaan merupakan kegiatan terintegrasi untuk semua mata pelajaran. Oleh karena itu pengembangan kegiatan pembiasaan merupakan tanggung jawab semua guru mata pelajaran khususnya, dan warga sekolah pada umumnya.
Berikut ini jenis-jenis kegiatan pembelajaran yang dapat dikembangkan di sekolah.

A. Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan siswa mengerjakan sesuatu dengan baik. Contoh-contoh kegiatan rutin sebagai berikut.
1. Upacara
Kegiatan upacara yang dilakukan secara rutin seharusnya dimaknai sebagai implementasi dari kebiasaan berdisiplin, bertanggung jawab, pembentukan sikap, kepatuhan, dan kerapihan. Implementasi atas sikap-sikap tersebut dapat terwujud bila sekolah memprogramkan secara teknis pelaksanaan upacara, misal penjadwalan pembina upacara secara bergilir, penentuan topik yang bervariasi, pemberian kesempatan kepada siswa, terutama pengurus Osis, untuk berbicara dalam forum upacara.
2. Beribadah
Kegiatan beribadah dilaksanakan sebagai wujud ketaatan terhadap agama yang dianut. Pelaksanaannya didasarkan atas kesadaran dan merupakan kebutuhan, bukan keterpaksaan. Jadi setiap kegiatan beribadah sebaiknya didasari atas pemahaman makna akan ibadah yang dilakukan. Kegiatan ibadah dilaksanakan sesuai dengan waktu-waktu yang telah ditetapkan. Dalam konteks pembelajaran, kegiatan beribadah dapat dikaitkan langsung dengan jam belajar mata pelajaran Agama, misalnya, mata pelajaran Agama Islam pada jam pertama dan kedua pagi dapat dikaitkan dengan kebiasaan salat Dhuha.
3. Membaca
Membaca merupakan jendela dunia pengetahuan. Kegiatan membaca seharusnya dimaknai sebagai kebutuhan akan pengetahuan. Oleh karena itu kebiasaan membaca seharussnya dilakukan secara rutin, di setiap kesempatan, baik di sekolah, di rumah, maupun di tempat lain. Kegiatan ini dapat terwujud apabila setiap guru mata pelajaran memberi wawasan secara persuasif akan kebermanaan sebuah buku secara konkret. Dengan demikian, guru dituntut untuk lebih banyak membaca. Selain itu pada jam-jam tertentu siswa dapat diajak membaca di perpustakaan sehingga kegiatan membaca menjadi budaya bagi siswa.


4. Memelihara kesehatan
Memelihara kesehatan merupakan sikap yang seharusnya disadari sebagai suatu kebutuhan pribadi maupun kelompok. Sikap tersebut dilakukan atas pemahaman konsep-konsep pengetahuan dan keilmuan yang sudah dibangun siswa dan guru dalam berbagai mata pelajaran yang terkait, misalnya Pendidikan Jasmani, Biologi, Pendidikan Agama. Jadi, sikap memelihara kesehatan diharapkan merupakan kesadaran bukan pemaksaan. Oleh karena itu sekolah selayaknya membentuk budaya bersih dengan konsekuensi menyediakan sarana kebersihan yang betul-betul bersih dan manajemen kebersihan yang rapi.
5. Kompetetif/Bersaing positif
Sikap bersaing positif adalah sikap yang seharusnya dibiasakan untuk menghadapi era globalisasi yang penuh persaingan. Kemampuan bersaing merupakan salah satu perwujudan rasa percaya diri. Oleh karena itu pembiasaan bersaing positif sebaiknya dilakukan oleh semua guru mata pelajaran. Pertanyaan yang berupa kuis merupakan salah satu contoh pembiasaan untuk bersaing positif. Sikap menghargai dan “merayakan” karya siswa dalam bentuk pujian, penempelan, pameran, penayangan, dan pertunjukan, perlu dibudayakan agar siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk menjadi makhluk yang produktif dan mampu bersaing karena karya-karyanya terbiasa disandingkan dengan karya orang lain.


B. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh waktu, tempat, dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara spontan, terutama dalam membiasakan bersikap disiplin, sopan, santun, dan sikap terpuji lainnya.
Berikut ini beberapa contoh kegiatan spontan yang perlu dibiasakan di sekolah.
1. Mengucapkan salam
Salam merupakan budaya yang terpuji menurut semua agama karena kata salam bermakna saling mendoakan, mempererat silaturahmi, dan menciptakan perdamaian sekaligus sebagai perekat kesatuan dan persatuan. Mengucapkan salam akan menjadi bermakna bila pemberi dan penerima salam mengucapkan dengan penuh kesadaran dan kesantunan. Mengucapkan salam bukan sekadar basa-basi, tapi bagian dari etika.
2. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan malapetaka, seperi bau tidak sedap, bibit penyakit, dan tidak mustahil menjadi penyebab perselisihan antarmanusia. Membuang sampah pada tempatnya berarti peduli akan kebersihan yang merupakan sebagian dari iman. Pembiasaan membuang sampah pada tempatut merupakan kegiatan implementasi dari semua mata pelajaran. Oleh karena itu sarana yang berhubungan dengan pembiasaan tersebut seharusnya tersedia di banyak tempat serta dalam kondisi baik dan bersih. Manajemen kebersihan pun seharusnya ditata agar budaya bersih menjadi suatu kewajaran.

3. Antre
Antre merupakan implementasi dari sikap tertib, disiplin, dan toleran. Kebiasaan antre yang seharusnya terjadi di sekolah di antaranya pada saat mengambil air wudu dan buang air kecil. Kebiasaan antre akan terwujud bila kesadaran akan perlunya kesantunan dan keektifan sikap dikarenakan antre tersebut disadari. Selain itu sekolah memberi kemudahan dari sisi sarana maupun manajemen untuk warga sekolahnya dalam membiasakan bersikap antre.
4. Menghargai pendapat orang lain
Kebiasaan menghargai pendapat orang lain sebaiknya selalu ada dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Anak menghargai pendapat orang tua, begitu juga sebaliknya. Siswa menghargai pendapat guru, begitu juga sebaliknya. Begitu juga antarteman dan anggota masyarakat sebaiknya dapat saling menghargai. Pembiasaan sikap menghargai pendapat orang lain akan mendorong tumbuhnya sikap berani mengemukakan gagasan secara terbuka, mendengarkan gagasan orang dengan santun, siap untuk berbeda pendapat. Di sekolah pembiasaan menghargai pendapat orang dapat diimplementasikan dalam kegiatan diskusi, adu pendapat, debat, dll.. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dalam kegiatan intra maupun ekstra.





C. Kegiatan Keteladanan
Kegiatan keteladanan dapat dilakukan di mana dan kapan saja yang lebih mengutamakan pemberian contoh atau keteladanan dari kepala sekolah, guru, dan karyawan sekolah kepada siswa. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam situasi formal maupun nonformal.
Berikut contoh-contoh kegiatan keteladan.
1. Datang tepat waktu
Datang tepat waktu sudah merupakan kebiasaan rutin guru. Hadir tepat waktu merupakan salah satu implementasi dari manajemen waktu. Situasi tepat waktu yang ada di sekolah akan menumbuhkan sikap pemahaman dan kesadaran bagi siswa akan manajemen waktu. Keteladanan dari personal sekolah tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi contoh sikap bagi siswa.
2. Berpakaian rapi
Berpakaian rapi merupakan wujud nyata pribadi yang bersangkutan. Selain itu, berpakaian rapi merupakan ibadah karena orang yang melihatnya tidak merasa terganggu, tetapi menikmati kerapiahan tersebut. Guru sebagai figur di kelas dan di sekolah tentu akan dilihat secara utuh kepribadiannya oleh siswa-siswanya. Cara berpakaian guru menjadi salah media pengenalan siswa akan kepribadian manusia. Oleh karena kerapihan dalam berpakaian bagi guru menjadi syarat mutlak agar bisa menjadi cermin dan teladan siswa.



3. Memuji karya siswa
Pujian atas karya siswa merupakan konsekuensi logis yang seharusnya diterima oleh siswa karena mereka sudah bekerja keras untuk mewujudkan karya tersebut. Selain itu, pujian secara tulus yang diterima siswa akan menjadi motivasi siswa dalam berprestasi. Sebaliknya, kalau siswa lebih banyak menerima cercaan, mereka tentu kehilangan kepercayaan diri. Guru yang selalu berhubungan dengan karya siswa selayaknya ringan untuk memuji, bukan mencerca. Setiap langkah dan hasil kerja siswa yang dilakukan dengan serius, walaupun hasilnya belium maksimal selayaknya diapresiasi
4. Bersikap jujur dan adil
Sikap jujur dan adil merupakan sebagaian syarat objektivitas dalam pendidikan, khususnya penilaian. Sikap tersebut akan melekat pada diri siswa kalau selama pembelajaran mereka mendapatkan sikap tersebut dar1 pendidiknya. Jadi sikap pilih kasih terutama pada anak-anak yang berprestasi sangat menyalahi salah satu prinsip pembelajaran, yaitu pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan.
5. Bertanggung jawab terhadap tugas
Sikap bertanggung jawab bermakna melaksanakan semua kewajibannya dengan baik. Sikap guru yang bertanggung jawab secara langsung akan dirasakan oleh siswa-siswanya. Siswa menerima penghargaan atas pekerjaannya secara tepat, cepat, dan adil merupakan salah satu tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas.

6. Bersikap dan bertutur kata santun
Sikap tutur kata yang santun akan memberi kedamaian pada mitra bicaranya, termasuk siswa. Situasi sekolah yang damai dapat terwujud dengan adanya sikap dan bicara yang santun warga sekolahnya. Guru akan menjadi figur ideal bagi siswa bila sikap santun melekat padanya. Siswa yang disikapi dengan santun akan merasa dihargai oleh gurunya sehingga mereka akan menjadi manusia seutuhnya.

D. Kegiatan Terprogram
Kegiatan terprogram merupakan kegiatan yang direncanakan yang bertujuan untuk memberikan wawasan kehidupan kepada siswa tentang unsur-unsur baru dalam kehidupan bermasyarakat di lingkungannya.
Contoh kegiatan terprogram sebagai berikut.
1. Seminar/ workshop
Seminar/workshop merupakan media yang tepat bagi siswa untuk membuka, menganalisis, mensintesis, dan mengaplikasikan beberapa konsep pengetahuan yang telah dibangun bersama gurunya. Seminar/workshop juga menjadi media bertukar pikiran bagi siswa. Dengan seminar, otak reptil, fungsi limbek, dan neokertekssiswa diberdayakan secara maksimal. Tema-tema seminar di sekolah sebaiknya merupakan persepakatan antara siswa dengan guru sehingga siswa merasa dilibatkan dan dunianya terwadahi.


2. Kunjungan ke panti asuhan/panti jompo
Kunjungan ke panti asuhan/panti jompo pada dasarnya bertujuan untuk mengasah kalbu. Kecakapan kalbu dapat diukur dari daya rasa dan daya emosinya (rasa kasih sayang, kesopanan, toleransi, kejujuran, disiplin diri, komitmen, dan integritas). Kegiatan kunjungan ke panti asuhan/ panti jompo perlu dimaknai, bukan sekadar sebuah perjalanan. Dialog intensif tentang daya rasa dan daya emosi dengan siswa sebelum dan sesudah kunjungan perlu dilakukan. Refleksi oleh siswa setelah melakukan kunjungan perlu diadakan agar siswa dapat mengungkapkan konsep diri yang berhubungan dengan daya rasa dan emosinya.
3. Lomba, Pentas seni, dan Bazar
Lomba, pentas seni, dan bazar merupakan media penggalian dan pengembangan kreativitas siswa. Kegiatan tersebut juga rekreatif sehingga disukai siswa. Ketiga ranah, yaitu kognisi, afeksi, dan psikomotor siswa diberdayakan secara maksimal dalam kegiatan ini. Oleh karena itu, dalam mengelola kegiatan seperti ini sebaiknya keterlibatan siswa secera utuh dikembangkan. Peran guru sebatas motivator dan pembimbing, bukan penentu.
4. Karyawisata
Karyawisata hendaknya menjadi program kegiatan sekolah. Kegiatan ini memiliki nilai rekreasi, pengalaman, pengetahuan, dan wawasan bagi siswa. Kegiatan karyawisata merupakan implementasi dari beberapa mata pelajaran. Hal yang harus dilakukan sebelum siswa melakukan kegiatan karyawisata adalah penyiapan kerangka berpikir dan instrumen pengamatan. Hal ini menjadi penting agar siswa peserta karyawisata dapat menghasilkan karya ilmiah atau laporan perjalanan yang didasari atas berpikir ilmiah.
5. Camping
Camping merupakan kegiatan untuk membangun jiwa mandiri, gotong royang, dan kebersamaan. Kegiatan ini hendaklah dimaknai sebagai kegiatan untuk membangun sikap positif. Oleh karena itu kegiatan ini dilaksanakan dalam suasana yang dapat mendukung tumbuhnya sikap-sikap positif tersebut, bukan sikap menekan perasaan ataupun kekerasan fisik semata.
6. Pesantren kilat, Retreat
Pesantren kilat dan retreat merupakan salah satu cara mengimplementasikan pelajaran Agama dalam waktu tertentu. Kegiatan ini semestinya dimaknai sebagai kegiatan pendalaman pemahaman dan penerarapan ajaran agama.




CONTOH MODEL PEMBIASAAN

No. Aspek Kompetensi Dasar Indikator Jenis Kegiatan Pelaksanaan /Praktek Pemantau
1 Ketakwaan 1.1. Mengucapkan Salam
1.2. Melaksanakan Ibadah
1.3. Dapat Membaca Kitab Suci 1.1. Terbiasa Memberikan Salam Kepada Orang lain.
1.2. Terbiasa melaksanakan Ibadah
1.3. Terampil Baca Tulis Kita Suci 1.1. Bila Bertemu Orang Lain selalu Mengucapkan Salam
1.2. Selalu Melaksanakn Ibadah Pada Waktunya
1.3. Selalu Melaksanakan Tadarus, Bagi Non Muslim Membaca Kitab Sucinya 1.1. Di sekolah di Rumah Atau Dimana Saja
1.2. Di sekolah, Di Rumah Maupun Tempat Ibadah Lainnya.
1.3. Melaksanakan Secara Individu maupun Kelompok

2 Kedisiplinan 2.1. Hadir Tepat Pada Waktunya
2.2. Berpakaian Sesuai Ketentuan Sopan, Rapi, dan Bersih
2.3. Mempunyai Rasa Tanggung Jawab. 2.1. Terbiasa Hadir Tepat Pada Waktunya
2.2. Terbiasa Berpakaian Sopan, Rapi dan Bersih
2.3. Melaksanakan Tugas Dengan Penuh Tanggung Jawab
2.1. Hadir di Sekolah, Masuh Kelas Pulang Tepat Waktu
2.2. Berpakaian Seragam Sesuai Tata Tertib Sekolah
2.3. Mengerjakan PR di Rumah 2.1. Datang ke Sekolah Minimal 5 Menit Sebelum Bel Berbunyi
2.2. Membeli Makanan Pada Waktu Istirahat
2.3. Cara Berpakaian Sehari-hari
2.4. Mengumpulkan Tugas Tepat Waktu
3 Kebersihan 3.1. Membiasakan Hidup Bersih


3.2. Biasa Bersih Lingkungan Sekitar
3.1. Biasa Hidup Bersih Baik di Sekolah di Rumah Maupun di mana saja Meliputi pakaian dan Sarana Sekolah
3.2. Biasa Hidup Dengan Likungan Bersih Rapih dan Indah.
3.1. Selalu Bersih Ucapan, Pakaian, Badan Lingkungan dan Sarana Prasarana

3.2. Merawat Taman dan Lingkungan Sekitar 3.1. Di Sekolah, di Rumah dan Lingkungan Masyarakat


3.2. Taman dil Sekolah, Rumah dan Lingkungan Sekitar

4. Kepedulian 4.1 Peka dan Peduli Terhadap Kondisi Lingkungan Sekitar 4.1. Selalu Membantu Kesulitan Orang Lain
4.2 Merawat Sarana Prasaran Belajar dan Hemat Energi 4.1 Membantu Teman yang Sakit

4.2. Merawat Meja dan Kursi Belaja
4.3. Membesarkan Pola Hemat Energi 4.1. Di Sekolah, di Rumah dan di Tempat lain



BAB III
PENUTUP
Kegiatan pembiasaan merupakan kegiatan terintegrasi untuk semua mata pelajaran. Oleh karena itu semua guru mata pelajaran hendaknya ikut bertanggung jawab atas keterlaksanaan kegiatan ini.
Semua kegiatan pembiasaan hendaknya dilakukan dengan penuh kesadaran dan paham atas makna dari kegiatan tersebut sehingga kegiatan pembiasaan betul-betul merupakan perwujudan dari pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai yang telah dibangun siswa bersama guru.
Sikap keteladanan yang didapatkan siswa, baik dari personal sekolah, keluarga, maupun anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan pengalaman belajar bagi siswa.
Kegiatan pembiasaan perlu dilakukan secara berkesinambungan agar pembiasaan tersebut pada akhirnya menjadi budaya positif bagi siswa.


Penulis: Izoers @ 09.09.00  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Arsip Dokumen
Tanggal Arsif
Daftar Blog Teman
PESAN PENGUNJUNG
ASAL PENGUNJUNG
PERGURUAN TINGGI

  • Institut Pertanian Bogor (IPB)
  • Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN)
  • Institut Seni Indonesia (ISI)
  • Institut Teknologi Nasional (ITENAS)
  • Institut Teknologi Nasional (ITN)
  • Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI)
  • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI
  • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Perbanas
  • Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung
  • Universitas Airlangga (UNAIR)
  • Universitas Al-Azhar Indonesia
  • Universitas Andalas
  • Universitas Bengkulu
  • Universitas Bina Nusantara (BINUS)
  • Universitas Brawijaya (UNIBRAW
  • Universitas Diponegoro (UNDIP)
  • Universitas Gadjahmada (UGM)
  • Universitas Gunadarma
  • Universitas Hasanuddin (UNHAS)
  • Universitas Indonesia (UI)
  • Universitas Islam Bandung (UNISBA)
  • Universitas Islam Indonesia (UII)
  • Universitas Islam Jakarta
  • Universitas Islam Lamongan (UNISLA)
  • Universitas Jayabaya
  • Universitas Jember (UNEJ)
  • Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)
  • Universitas Jendral Achmad Yani (UNJANI)
  • Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
  • Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR)
  • Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS)
  • Universitas Kristen Indonesia (UKI)
  • Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM)
  • Universitas Lampung (UNILA)
  • Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
  • Universitas Mulawarman (UNMUL)
  • Universitas Nasional
  • Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
  • Universitas Negeri Makassar
  • Universitas Negeri Malang (UNM)
  • Universitas Negeri Medan (UNIMED)
  • universitas Negeri Papua (UNIPA)
  • Universitas Negeri Semarang (UNNES)
  • Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
  • Universitas Pajajaran (UNPAD)
  • Universitas Pakuan (UNPAK)
  • Universitas Palangkaraya (UNPAR)
  • Universitas Pancasila
  • Universitas Pasundan (UNPAS)
  • Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
  • Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
  • Universitas Persada Indonesia YAI
  • Universitas Prof DR Moestopo (Beragama)
  • Universitas Riau (UNRI)
  • Universitas Sebelas Maret (UNS)
  • Universitas Sriwijaya (UNSRI)
  • Universitas Sumatera Utara (USU)
  • Universitas Surabaya (UBAYA)
  • Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH)
  • Universitas Tarumanagara
  • Universitas Trisakti
  • Universitas Tujuhbelas Agustus (UNTAG)
  • Universitas Udayana (UNUD)
  • Universitas Yarsi
  • id-flag1

    "... Blog ini masih dalam Perbaikan ... ...Kang Izoer Girimukti..."